Kasih dan Sayang

      Sekarang aku sudah mulai membiasakan diri untuk tidak selalu, mengeluh,  menggerutu,  dan putus asa.  Karena  beberapa  bulan kemarin  aku  banyak  mendapat  masukan dari orang-orang yang ternyata masih sayang terhadap aku.
    Pembelajaran  itu  aku sebut  sebagai   "menerima  kegagalan sebagai hal yang wajar", Dengan semangat  mencari  solusi dan menyadari   bahwa  kegagalan  merupakan  bagian  dari  proses mencapai  sukses,  se-orang  petarung  sejati akan tampil all out menghadapi tantangan seberat apapun.



    Menggunakan  intuisi  sebagai  alat  bantu  pemecahan masalah, intuisi   adalah  faktor  kunci  dari  visi,   karena  visi  usaha  yang dibangun dari data laporan sebenarnya adalah gambaran masa-lalu yang sudah ter-jadi.
   Pada dasarnya, hidup ini adalah rangkaian konsekwensi logis dari pilihan-pilihan  yang  kita  ambil  sendiri, atau dipilihkan oleh orang lain. Seperti kata pepatah,  apa  yang  kita  panen sekarang adalah apa yang kita tanam sebelumnya
  dalam kehidupan ini tak ada yang tetap,kecuali perubahan itu sen- diri.Hidup ini perlu dikendalikan dan terus-menerus berusaha mem- perbaikinya untuk mencapai kualitas yang lebih tinggi lagi. Apabila kita  masih  melakukan  sesuatu  yang  sama seperti yang dilakukan selama ini, maka hasilnya akan tetap sama dan bahkan bisa menjadi lebih buruk lagi.
   Hukum  alam  mengisyaratkan  agar  kita  selalu memperbarui diri dengan mengubah kondisi sekarang menjadi lebih baik. Kalau tidak dilakukan  maka  tunggulah  perubahan  yang nanti yang mengubah kita sebagai proses pelapukan menjadi semakin buruk.
   "Lawan terbesar manusia adalah keraguan dan ketakutan yang bersemayam  di  dalam  dirinya".  Mungkin,  seperti  seekor  anak burung  yang  diajarkan  terbang  oleh  induknya. Awalnya dimulai dari takut jatuh, sehingga tidak berani mencobanya. Namun,dengan penuh   kasih  sayang  si  Induk   burung  berusaha  menumbuhkan keberanian anaknya  untuk mencoba  dari ketinggian yang beresiko rendah,  sampai  menjadi  terbiasa  menghadapi  resiko  yang  lebih besar.
    Bahwa motif seseorang mudah diketahui dari kondisi lingkungan- nya. Seorang dengan lingkungan kehidupan sosial yang negatif akan cenderung  menjadi  pengeluh, mudah  putus  asa  dan  memberikan prestasi  yang  buruk. Maka  bimbing  dan  arahkan-lah orang-orang yang kita sayangi kearah yang lebih positif, jangan tunggu sampai ia sudah  kehilangan  arah. Mulailah menerapkan hal tersebut sebelum orang-orang   yang  kita  sayangi  meminta  pada  saat  dia   sedang terpuruk,  tanamkan-lah  sedini  mungkin  hal-hal  yang positif agar mental dan perkembangannya kuat dan sehat...


(Tulisan ini saya publikasikan sekarang ini pada saat saya sedang menghadapi pembelajaran diri).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar